7 Laga Ajaib Di Ajang Piala Dunia


Asriyatno.com - Sepakbola bukan hanya sekedar olahraga yang dimainkan 22 orang di atas lapangan berumput. Sudah menjadi alat pemersatu bangsa dan negara di seluruh dunia. Mau bukti? Federasi FIFA yang merupakan pemegang otoritas sepakbola dunia mempunyai jumlah anggota 207 negara, lebih banyak dari PBB, yang hanya beranggotakan 194 negara.

Sepakbola telah menjadi bahasa universal yang diterima oleh semua kalangan. Tidak ada batasan dari berbagai latar belakang untuk dapat menikmati cabang olahraga ini. Karena itulah, sepakbola banyak memunculkan cerita dan kisah menarik.

Entah sudah berapa banyak orang bergembira, bersuka cita, dan menangis haru karena sepakbola, tapi secara bersamaan orang-orang juga harus kecewa, sedih, pilu, dan menitikkan airmatanya setelah merepon hasil pertandingan sepakbola.

Dibalik sepakbola yang sebenarnya sangat sederhana, ternyata dapat begitu dramatis, emosional, dan tak jarang menampakkan keajaibannya sehingga memberi banyak pengaruh dan inspirasi dalam kehidupan banyak orang.

Saya sebagai pengemar sepakbola mencoba merangkum tujuh pertandingan sepakbola secara subyektif dan menggangap pertandingan tersebut adalah pertandingan hebat dan sangat historis, bahkan terdapat unsur keajaiban yang turut menentukan hasil pertandingan. Memang beberapa pertandingan telah terjai jauh sebelum saya lahir.

7 pertandingan ajaib ini bukan bermaksud untuk menyandingkan dengan 7 keajaiban dunia yang tercipta hasil voting penduduk di planet ini.

Daftar ini disusun secara urut melalui waktu peristiwa. Mari kita simak.

1. Final Piala Dunia 1954, Bern Swiss.

Pertandingan ini merupakan inspirasi terhebat bagi sepakbola Jerman. Final yang kadung kondang dijuluki ‘Miracle of Berne’. Jerman harus menghadapi Hungaria yang merupakan negara terkuat sepakbola saat itu. Hungaria diperkuat oleh legenda Feren Puscas, Sandor Kocsis, dan Nandor Hiderguti, memiliki rekor 30 pertandingan tak terkalahkan sebelum partai final termasuk membantai Jerman 8-3 dalam babak penyisihan.

Pertandingan baru berjalan 8 menit, Hungaria sudah melaju 2-0, dan sepertinya dengan mudah merebut piala dunia untuk negara timur Eropa yang eksotis ini. Tapi kemenangan itu tak bertahan lama. Hanya sepuluh menit berselang skor telah imbang, dan enam menit sebelum bubaran Jerman membungkam Hungaria dan dunia, dengan menciptakan gol kemenangan lewat Helmuth Rahn, sekaligus merebut piala dunia untuk kali pertama.

Berangkat dari momen ini, timnas Jerman kemudian dijuluki Staying Power, “Mesin Diesel” yang lambat panas. Jangan pernah meremehkan Jerman. Jerman adalah Jerman yang merupakan spesialis turnamen yang masih berlaku hingga kini.


2. Final Piala Dunia 1974, Munchen Jerman.

Konon dikenang sebagai pertandingan final piala dunia yang terhebat sepanjang sejarah. Kembali melibatkan Jerman, dan kembali pula memperlihatkan mental juara Jerman. Kali ini walaupun sebagai tuan rumah, Jerman harus menantang Belanda, negara tetangga mereka yang banyak dijagokan untuk menjuarai turnamen ini. Belanda hadir di final setelah melibas negara-negara tangguh seperti Brasil, dan Argentina, dengan permainan Tottal Voettbal ala mendiang Rinus Michel, yang dimotori sang legenda hidup, Johan Cruffj.

Pertandingan baru berlangsung semenit dan belum ada seorang pemain Jerman yang menyentuh bola, tapi Belanda sudah unggul berkat gol penalti. Kemudian Belanda mungkin lupa bahwa Jerman adalah negara yang tak pernah menyerah. Mereka pun akhirnya kalah berkat 2 gol Paul Breitner juga melalui titik putih dan gol kemenangan oleh Gerd Muller. Jerman kemudian juara piala dunia untuk kali kedua dibawah kapten dan legenda Jerman Franz Beckenbaeur.

3. Perempat Final Piala Dunia 1986, Azteca Meksiko.

Secara subyektif, saya menilai inilah keajaiban terdahsyat yang pernah terjadi di lapangan sepakbola.  Tiada banding tiada tanding. Pertandingan antara Argentina melawan Inggris merupakan pertandingan terpanas dan tak mungkin terlupakan. Apalagi pertandingan ini dikaitkan dengan isu politik kedua negara yang bersitegang merebut Pulau Malvinas.

Nilai keajaiban itu adalah dua gol Maradona yang masih terus diperbincangkan sampai saat ini. Gol pertama menggunakan tangannya yang kemudian memberi julukan sendiri “Gol Tangan Tuhan”, dan gol kedua yang oleh FIFA dianggap sebagai gol terbaik sepanjang sejarah. Maradona melakukan slalom dari lapangan tengah dan melewati lima pemain Inggris dan Kiper Peter Shilton.

Tidak perlu dijelaskan lagi partai ini. Tak terbantahkan, ‘si Boncel’ membuat keajaiban yang mungkin tidak terulang lagi.


4. Semifinal Piala Dunia 1990, Naples Italia

Tuan rumah Italia sukses ke empat besar dan mesti bertolak ke selatan, kota Naples, demi melakoni laga semifinal, untuk menghadapi Argentina, sang juara bertahan yang dianggap dinaungi beberapa kali keberuntungan, hingga sampai babak akhir turnamen ini.

Italia yang sangat yakin akan kembali ke Roma untuk pertandingan final, harus menerima takdir yang amat pedih. Dengan kesedihan belum reda, Toto Schilacci Cs, nyatanya pergi ke kota Bari untuk pertandingan medali perunggu bertemu Inggris. Rasanya tidak adil, tidak sebanding melihat pengorbanan mereka dengan kekalahan adu penalti. Maradona kala itu menciptakan faksi-faksi bagi orang Italia di kawasan selatan. Si Boncel menjadi pahlawan dan bajingan dalam waktu yang bersamaan di mata orang Italia. San Paolo Stadium, homebase klub Napoli akan selalu dikenang sebagai sejarah buruk La Nazionale.


5. Final Piala Dunia 1998, Perancis

Ini final yang sesuai skenario, tuan rumah melawan juara bertahan.

Ronaldo, sang fenomena yang sepanjang turnamen tampil mengesankan dengan skill yang nyaris sempurna, di final melawan Perancis, tak berdaya sama sekali, tanpa tenaga, missmotivasi, nihil determinasi yang menjadi ciri khasnya. Brasil yang sangat dijagokan meraih penta, terhempas, 0-3, tanpa perlawanan berarti. Dua gol sang maestro Zinedine Zidane dan lategoal Emanuel Petit, menciptakan sejarah baru bagi Perancis sebagai juara baru piala dunia.

Antiklimaks Ronaldo inilah yang diyakini sebagai biang kekalahan memalukan Brasil. Misteri sakitnya Ronaldo kala itu belum terungkap hingga Ronaldo gantung sepatu tahun 2011.


6. Perdelapan Final Piala Dunia 2002, Korsel Italia

Bersama Jepang, Korsel merupakan Host World Cup 2002. Korsel selama menjalani pertandingan piala dunia sejak tahun 1986, tak sekalipun meraih kemenangan, sampai akhirnya mereka sanggup mengalahkan Polandia dan Portugal di laga Grup.

Mesti bejumpa Italia, Korsel masih di anggap remeh. Hasilnya Italia kalah 1-2 lewat laga 116 menit dengan berbagai drama di dalamnya. Kartu merah Totti, teranulir gol Tommasi, oleh wasit Byron Moreno, yang kemudian tahun terbukti pengguna narkoba.

Terlepas tudingan curang selaku tuan rumah, Korsel memang menampilkan sepakbola menyerang yang mengibur. Para pemain juga tak pernah menyerah dan membuat publik dunia heran bagaimana kekuatan fisik pemain-pemain Korsel yang seolah melebihi batas kemampuan fisik manusia.


7. Semifinal Piala Dunia 2006

Dua negara sepakbola terbaik Eropa: Jerman dan Italia berebut satu tiket ke final. Jerman sebagai tuan rumah sangat diunggulkan dapat membuat perhitungan melawan Italia, lawan yang selalu membuatnya kesulitan.

Der Panser memang sangat meyakinkan, bukan hanya karena status tuan rumah. Kepercayaan diri anak-anak muda asuhan Jurgen Klinsman membumbung tinggi setelah melewati Argentina di perempat final. Italia sendiri lolos ke semifinal dengan keberuntungan dan sedikit kontroversial melawan Australia. Kali ini Jerman sangat diunggulkan menilik fakta aktual.

Nyatanya, Jerman kembali tak berdaya melawa Italia. Setelah bermain tanpa gol sepanjang waktu normal, dan extra time memasuki penghujung untuk menanti drama adu penalti, Italia sanggup membungkam Jerman dan seluruh dunia dengan dua gol paling klimaks dalam piala dunia tersebut lewat Fabio Grosso dan Alesandro Del Piero, tepat menit 118, dan 120’.

Italia akhirnya keluar sebagai Campione del Mondo setelah mengalahkan Perancis di final yang juga dikenang dengan aksi tanduk Zinedine Zidane kepada Marco Materazzi. Jerman sendiri yang telah menyiapkan pesta di Berlin, akhirnya dengan sisa tangis menuju Stuttgart, meraih juara ketiga setelah unggul atas Portugal.

****

Piala dunia 2014 Brasil telah di depan mata. Ini akan menjadi piala dunia saya ke 6 yang akan membuat saya dilanda euforia sebagai penggila sepakbola, setelah kali pertama piala dunia 1994 di Amerika Serikat. Yang membuat saya tak sabar adalah penyelengaraan kali ini di negara dengan akar dan budaya sepak bola paling dahsyat.[Kompasiana/M.Zulfadli]


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Komentar tidak nyambung (SPAM) akan Saya DELETE
Komentar dengan Keyword Saya tidak jamin akan Tayang
Komentar dengan Link Hidup Tidak bakal Saya Approve!!!

.